Cari Blog Ini

Senin, 06 Februari 2012






Deskripsi
Belanda: Foto. Fort Rotterdam memiliki sebagai inti benteng dari waktu sebelum penaklukan Makassar oleh VOC pada tahun 1667. Selanjutnya, para penakluk telah membuat benteng Belanda yang nyata, seperti yang ditunjukkan gambar. Benteng, seperti benteng yang paling strategis di kepulauan yang terletak di dekat laut, masih ada. Hal ini tidak begitu lama dipulihkan dan sekarang menjadi museum dan pusat budaya. Dalam bentuk Belanda nya, benteng oleh penduduk asli telah memanggil Benteng Panyu, benteng kura-kura, karena menyerupai kura-kura merangkak dari laut. (P. Orchard, 2001). Di dalam Fort Rotterdam di Makassar Sulawesi. Di dalam Fort Rotterdam, Makassar, Sulawesi Selatan, 1923
Tanggal
pada / sebelum 1924/4/20
Sumber



  

Fort Rotterdam

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kompleks Fort Rotterdam, Juli 2008

Reruntuhan di Fort Rotterdam, Juli 2008

Litografi Fort Rotterdam berdasarkan lukisan oleh Josias Cornelis Rappard (1883-1889)
Fort Rotterdam atau Benteng Ujung Pandang (Jum Pandang) adalah sebuah benteng peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo. Letak benteng ini berada di pinggir pantai sebelah barat Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Benteng ini dibangun pada tahun 1545 oleh Raja Gowa ke-9 yang bernama I manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tumapa'risi' kallonna. Awalnya benteng ini berbahan dasar tanah liat, namun pada masa pemerintahan Raja Gowa ke-14 Sultan Alauddin konstruksi benteng ini diganti menjadi batu padas yang bersumber dari Pegunungan Karst yang ada di daerah Maros. Benteng Ujung Pandang ini berbentuk seperti seekor penyu yang hendak merangkak turun ke lautan. Dari segi bentuknya sangat jelas filosofi Kerajaan Gowa, bahwa penyu dapat hidup di darat maupun di laut. Begitu pun dengan Kerajaan Gowa yang berjaya di daratan maupun di lautan.
Nama asli benteng ini adalah Benteng Ujung Pandang, biasa juga orang Gowa-Makassar menyebut benteng ini dengan sebutan Benteng Panyyua yang merupakan markas pasukan katak Kerajaan Gowa. Kerajaan Gowa-Tallo akhirnya menandatangani perjanjian Bungayya yang salah satu pasalnya mewajibkan Kerajaan Gowa untuk menyerahkan benteng ini kepada Belanda. Pada saat Belanda menempati benteng ini, nama Benteng Ujung Pandang diubah menjadi Fort Rotterdam. Cornelis Speelmansengaja memilih nama Fort Rotterdam untuk mengenang daerah kelahirannya di Belanda. Benteng ini kemudian digunakan oleh Belanda sebagai pusat penampungan rempah-rempah di Indonesia bagian timur.
Di kompleks Benteng Ujung Pandang kini terdapat Museum La Galigo yang di dalamnya terdapat banyak referensi mengenai sejarah kebesaran Makassar (Gowa-Tallo) dan daerah-daerah lainnya yang ada di Sulawesi Selatan. Sebagian besar gedung benteng ini masih utuh dan menjadi salah satu objek wisata di Kota Makassar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar